Merawat Warisan, Melestarikan Bumi

Press ESC to close

Darurat Mangrove di Bungku Tengah: Lestarikan Sekarang atau Kehilangan Selamanya

  • Des 20, 2024
  • 3 minutes read
  • 74 Views

Analisis Data Mangrove Health Index (MHI)

Dua set data yang dianalisis dari Global Mangrove Watch dan Indonesian OneMap menunjukkan perubahan yang signifikan dalam kondisi kesehatan mangrove di Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, antara 1 September 2018 dan 1 September 2023. Berdasarkan data tersebut, kawasan mangrove ini mengalami tekanan yang mengarah pada perubahan proporsi kondisi kesehatan mangrove:

mangrove.webp
  1. Kondisi Kesehatan Mangrove:

    • Pada tahun 2018:
      • Kondisi buruk (Poor): 27,3%
      • Kondisi sedang (Moderate): 40,7%
      • Kondisi baik (Good): 31,9%
    • Pada tahun 2023:
      • Kondisi buruk (Poor): 39,3%
      • Kondisi sedang (Moderate): 46,8%
      • Kondisi baik (Good): 13,9%

    Data ini menunjukkan bahwa area dengan kondisi buruk meningkat tajam sebesar 12%, sedangkan area dengan kondisi baik menurun secara signifikan hampir tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir.

    data-mangrove.webp
  2. Distribusi Area Mangrove:
    • Analisis menunjukkan bahwa luas kawasan mangrove dengan kondisi kesehatan yang buruk meningkat secara drastis, sementara luas kawasan dengan kondisi sedang dan baik terus menurun.
    • Grafik distribusi menunjukkan bahwa perubahan ini paling besar terjadi di rentang kelas MHI kategori AP01 hingga CE09, di mana terdapat peningkatan degradasi di area yang dulunya tergolong sehat.

Implikasi Perubahan Ekosistem Mangrove

Kawasan mangrove di Kecamatan Bungku Tengah termasuk dalam kawasan konservasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2019-2039. Kawasan ini merupakan benteng alami terhadap erosi pantai, banjir, dan menjadi habitat penting bagi keanekaragaman hayati.

Degradasi kesehatan mangrove yang terjadi dapat membawa dampak serius:

  • Kerusakan Ekologis: Kehilangan fungsi ekosistem seperti penyaringan air, penyimpanan karbon, dan perlindungan pantai.
  • Ancaman Keanekaragaman Hayati: Hilangnya habitat bagi spesies endemik yang bergantung pada ekosistem mangrove.
  • Kerugian Ekonomi: Menurunnya hasil tangkapan nelayan lokal dan potensi wisata ekologis.

Langkah-Langkah Perlindungan dan Pemulihan

Sebagai kawasan konservasi, mangrove di Bungku Tengah tidak boleh diperjualbelikan. Upaya pemulihan harus dilakukan melalui pendekatan yang holistik:

  1. Penegakan Hukum:
    • Melakukan patroli rutin untuk mencegah pembalakan liar atau konversi mangrove menjadi tambak atau area industri.
    • Menindak tegas pelanggaran terhadap Perda Nomor 7 Tahun 2019.
  2. Rehabilitasi Ekosistem:
    • Program penanaman kembali mangrove di area yang mengalami kerusakan.
    • Mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam program rehabilitasi dengan memberikan insentif ekonomi.
  3. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat:
    • Kampanye perlindungan mangrove melalui program pendidikan dan sosialisasi.
    • Melibatkan sekolah, komunitas, dan kelompok nelayan untuk menjaga kawasan ini.
  4. Monitoring dan Pengawasan Berkelanjutan:
    • Menggunakan teknologi satelit seperti Global Mangrove Watch untuk pemantauan kondisi mangrove secara berkala.
    • Menyediakan laporan tahunan tentang status ekosistem mangrove kepada pemerintah daerah dan masyarakat.

Kesimpulan

Kawasan mangrove di Kecamatan Bungku Tengah adalah aset ekologis yang sangat penting untuk dilindungi. Data Mangrove Health Index menunjukkan bahwa tanpa intervensi yang cepat dan tepat, kawasan ini dapat mengalami kerusakan lebih lanjut. Pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta harus bekerja sama untuk memastikan perlindungan mangrove demi keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Morowali.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.Bidang yang diperlukan ditandai *